Siapa Pemilik Lahan Bekas Gedung Garuda Raksasa?

0
412
obat kuat,libion,libiceng,phuceng,madu stamina,madu phuceng,sehatshop,stamina pria,madu,jahe merah,purwoceng

Beberapa hari terakhir ini publik Nusantara dikejutkan atas “hilangnya” gedung yang berbentuk garuda raksasa di Cileungsi, kabupaten Bogor. Padahal dulunya bangunan ini berdiri megah tetapi sekarang sudah rata dengantanah. Bangunan megah ini didirikan di era Soeharto serta sudah mulai dibongkar pada tahun 2013, tetapi belum jelas siapa pemilik lahan itu hingga sekarang.

Seperti dikutip dari detik.com, “Semenjak bangunan terlantar ketika ada tanah kosong langsung digarap warga. Awalnya cuma satu lama-lama menjadi seperti itu, nah beberapa waktu lalu kita pengin buat gebrakan supaya kehadiran mereka bisa dikelola sehingga hasil retribusinya bisa kita kelola untuk kepentingan desa. Tapi belakangan muncul surat perintah bongkar dari kabupaten,” kata Lurah Cileungsi Kidul, Edi Supriatman saat ditemui, Jumat (17/4/2015).

Edi melanjutkan, sebenarnya proses pembongkaran sudah dilakukan sejak tahun 2013-2014 atas dasar surat perintah bongkar dari Pemda Bogor yan waktu itu dijabat oleh Bupati Rachmat Yasin. Sebelum adanya pembongkaran terjadi aksi penjarahan yang marak dilakukan warga.

Meski menjabat sebagai lurah, Edi mengaku tidak tau menahu siapa pemiliki gedung itu, dan juga tidak tau siapa yang memiliki hak atas tanah yang memiliki luas 44 hektar tersebut.
“Ya ini untuk kirab sempat menjadi hotel juga yang dikelola Yayasan Garuda Tiara Indonesia. Setelah terlantar bangunan sempat dipakai untuk lokasi berolahraga setelah mulai tumbuh ilalang sudah jarang ada yang gunakan,” lanjut Edi.

“Sepengetahuan saya itu masih HGB (Hak Guna Bangunan), HGB sendiri harus diperpanjang tiap 10 tahun kalau tidak diperpanjang maka tanah itu kembali kepada negara. Setelah belasan tahun tanah itu sebenarnya sudah kembali ke negara tapi belakangan mulai ada pihak-pihak yang mengaku dan sekarang dalam status quo sehingga belum dipastikan pemiliknya siapa karena masih dalam perkara ke MA. Desa sendiri belum mendapat tembusan karena kalau tembusan sudah diterima kita wajib mengumumkan,” urainya.

Pada saat pembangunan gedung Garuda Raksasa di era Soeharto membutuhkan dana yang tidak sedikit, disebut-sebut gedung itu dibangun dengan dana Rp 75 milyar dengan nilai kurs rupiah Rp 2194,-.

Comments

comments