
Berwisata ke pantai, gunung, atau kebun teh tentu sudah hal biasa. Namun pernahkah Anda mencoba wisata api abadi? Atau bahkan sudahkah Anda pernah mendengar wisata tersebut? Sama seperti namanya, disebut api abadi karena api ini tidak dapat dipadamkan meski terkena hujan dan badai. Wisata ini sama seperti wisata “Door to Hell” yang ada di Turkmenistan dan Burning Mountain di New South Wales, Australia. Yang lebih menarik, wisata api abadi ini dapat Anda temukan di Indonesia! Penasaran dimana sajakah tempatnya?
1. Api Abadi Bekucuk
Dari namanya mungkin tempat wisata ini sedikit terlihat aneh. Namun jangan salah, nama Bekucuk ini diambil dari nama daerah tempat api bekucuk berada, yaitu di Dusun Bekucuk, Desa Tempuran, Kecamatan Soko, Mojokerto, Jawa Timur.
Ditemukan pada tahun 1993, menurut penduduk setempat Api Abadi Bekucuk ini sudah ada ratusan tahun yang lalu dan digunakan pada masa kerajaan Majapahit untuk membuat keris dan persenjataan lainnya.
Jika Anda ingin berwisata di tempat ini sebaiknya dilakukan pada malam hari. Hal ini karena Api Abadi Bekucuk tampak terlihat begitu terang dan menakjubkan di malam hari. Aksesnya cukup mudah mengingat letaknya kurang lebih hanya 3 kilometer dari kota Mojokerto.
2. Api Abadi Sungai Siring
Api Abadi Sungai Siring terletak di Dusun Bambu Kuning Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda, Kalimantan Utara.
3. Api Abadi Kayangan Api

4. Api Abadi Mrapen
5. Api Tak Kunjung Padam
Lokasi api ini berada di Pamekasan, Madura. Api Tak Kunjung Padam atau yang sering disebut Api Abadi Pamekasan ini dilingkari oleh sebentang pagar. Tempat wisata ini dibuka 24 jam.
Legenda Api Tak Kunjung Padam mirip dengan legenda Api Abadi Mrapen. Konon katanya Api ini tercipta karena tongkat yang ditancapkan oleh seseorang yang memiliki julukan “Ki Moko”. Saat hujan api ini akan mati, namun setelah hujan reda anehnya api ini kembali hidup.
Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri jika ingin melihat api abadi. Di Indonesia sendiri juga memiliki wisata api abadi yang tak kalah menarik dengan api abadi di luar negeri.
Comments are closed.