
Siapa sangka ternyata produk makanan yang sekilas terlihat milik negara asing ternyata justru asli berasal dari Indonesia. Yap! J.Co Donut & Coffee sering disebut-sebut sebagai produk luar negeri. Namun sesungguhnya pemilik usaha ini adalah putra Indonesia! Siapakah sosok tersebut?
Awal Mula Usaha Salon
Pemiliknya bernama Johnny Andrean. Pada tahun 1980an, dengan bekal keterampilan salon yang diperoleh dari ibunya, Johnny merantau ke Jakarta. Ia karirnya di dunia entrepreneur dengan membuka sebuah salon di ujung utara Jakarta. Siapa sangka usahanya membuahkan hasil dan telah membuka hampir 200 salon di seluruh Indonesia.

Johnny yang telah dikaruniai empat orang anak ini mengaku bisnisnya tidaklah semulus yang dibayangkan kebanyakan orang. Masalah utama yang terus menghantuinya adalah bagaimana menjaga para hairstylist agar tetap mau bekerja di salonnya.
Itulah awal mula Johnny yang kemudian mendirikan sekolah, yang mana stylist tamatan sekolahnya telah dibekali dengan kemampuan yang diperlukan untuk ditempatkan pada salon-salonnya yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, ia juga menjalin hubungan yang erat dengan setiap karyawannya. “Kami memberikan mereka gaji yang baik, bonus, komisi, namun setiap orang membutuhkan perhatian, karena orang lain selalu bisa membayar mereka lebih banyak,” tutur Johnny.
Berkat hubungan yang baik dengan para karyawan ini pula Johnny dapat melewati tragedi pada Mei 1998 silam. Ketika itu, 19 salonnya menjadi korban penjarahan pasca lengsernya Presiden Soeharto.
“Dalam satu tahun Anda hanya bisa membuka 4 atau 5 salon. Tapi dalam semalam, hilang 19,” katanya. “Saya mengatakan pada karyawan kami bahwa kita harus bisa menghadapinya bersama-sama. Maka kami berpindah-pindah di antara salon yang masih beroperasi. Tidak ada yang komplain, meskipun mereka kehilangan sebagian komisi mereka, ” lanjut Johnny lebar.
Mengembangkan Bisnis Bakery “BreadTalk”
Merasa ingin lebih mengembangkan jiwa bisnisnya, Johnny pun memperluas dalam bisnis bakery. Ia kemudian membeli hak waralaba BreadTalk. Ia percaya bahwa bisnisnya kali ini tidak jauh berbeda dari salon, karena sebagaimana hairdressing, BreadTalk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan menurutnya BreadTalk adalah “premier boutique bakery”. Sukses besar, gerai BreadTalk pun berceceran dimana-mana.
Ide uniknya adalah konsumen dapat melihat proses produksinya. Dengan membuka gerai di mall, tentu orang akan tertarik aroma sedap yang menggoda. Oleh karena itu, Anda akan banyak meneui gerai BreadTalk di mall.
Bisnis Maju Pesat, Buka J.Co
Masih ingin berkembang, Johnny pun membuka satu bisnis lain di industri beverage. Jika BreadTalk terkenal akan cita rasa bakery nya, makan bisnis yang ia sebut dengn J.CO Donut & Coffee ini memiliki menu utama donat. Awalnya ia ingin meniru konsep bisnisnya saat mengmebngkan BreadTalk, yaitu membeli hak waralabar dari luar negeri. Namun ia urungkan kembali mengingat donat luar negeri kurang memenuhi standarnya. Hingga kemudian di tahun 2005 ia pun membuka J.Co Donut & Coffee. Demi melancarkan bisnisnya tersebut, ia rela melakukan survei dan riset ke berbagai negara, seperti Australia, Amerika Serikat, Jepang dan berbagai negara Eropa karena ia tahu bahwa salah satu obsesinya adalah menjadi pemain global.
Sama seperti BreadTalk, gerai J.Co pun dikonsep terbuka dalam proses produksi. Alhasil, J.Co banyak menarik perhatian masyarakat luas. Asumsi gerani donat ini adalah milik asing banyak ia dengar. Memang pada saat itu konsep open kitchen belum umum di Indonesia. Namun J.Co ini adalah produk asli Indonesia.
Kini ada lebih dari 40 gerai J.Co yang tersebar di Indonesia dan telah merambah ke negara-negara seperti Malaysia dan Singapura. Johnny pun menyiapkan rencana lain, yaitu konsep kafe J. Lato. Bahkan, ia sudah mengirimkan tim risetnya ke Remini dan Bologna. “Remini itu pusat gelato paling enak,” katanya. “Saya akan ciptakan gelato dengan rasa ketan item. Ini orisinil rasa Indonesia”.
Nah, bagaimana menurut Anda? Tidak menyangka bukan, J.Co Donut & Coffee yang terlihat seperti produk asing ini justru asli produk dalam negeri?