
Kabarnesia.com – Bagi Anda yang lahir di tahun 90an atau sebelumnya tentu masih ingat dengan jelas tontonan anak-anak yang populer pada masa itu: Teletubbies. Saking menarik dan lucunya Teletubbies, tak sedikit kita jumpai toko yang menjual boneka Teletubbies, atau bahkan dalam bentuk pernak-pernik seperti terdapat gambar Teletubies ini di kaos, topi, tas, dan masih banyak lagi. Belakangan ini Teletubbies kembali dibicarakan netizen dan dijadikan sebagai meme lucu yang kemudian diunggah di media sosial.
Teletubbies yang memiliki kepanjangan Television In The Tummy of The Babies ini adalah film rekaan Anne Woods dan Andrew Davenport yang pertama kali muncul di Inggris tahun 1995 dan selanjutnya juga tayang di Indonesia. Film Teletubbies menampilkan empat tokoh boneka gendut (tubby) dan lucu bernama Tinky-Winky (berwarna ungu), Dipsy (hijau), Laa-Laa (kuning), dan Po (merah).
Di kepala empat sekawan itu terdapat antena dengan sebuah kotak di perut yang menandakan bahwa televisi memang sudah menjadi bagian tak terpisahkan bagi anak-anak. Rumahnya berupa lapangan golf yang hijau dan sejuk, disebut Teletubbyland. Keindahan lingkungan hidup Teletubbies semakin menarik anak-anak dengan adanya kincir angin, televisi, kelinci, pancuran air, yang selalu disinari matahari berwajah bayi imut-imut.
Satu hal yang terus menjadi pertanyaan hingga kini adalah jenis kelamin dari keempat boneka lucu ini. Sebab, kostumnya sama, aktivitasnya pun tak berbeda. Bahkan di Barat identitas Teletubbies juga sempat menjadi perdebatan heboh. Seorang pendeta, Jerry Falwell, mengungkapkan dalam sebuah tulisan di National Liberty Journal (Februari 1999) yang menilai Teletubbies membawa misi homoseksualitas lewat tokoh Tinky-Winky. Menurut Falwell, sosok Tinky-Winky yang berwarna ungu merupakan warna kebanggaan kaum gay dan antena segitiga terbalik di kepalanya menunjukkan simbol kebanggaan gay.
Tak hanya itu, Majalah Time edisi 12 Oktober 1998 juga menyatakan hal yang sama. Dijelaskan disana bahwa Tinky Winky yang membawa tas/dompet merah merupakan ikon kaum gay di Inggris. Identitas tokoh-tokoh Teletubbies juga tidak jelas. Perbedaan gender hanya digambarkan secara samar dengan suara dan pilihan warna: ungu dan hijau muda untuk laki-laki, merah dan kuning untuk perempuan. Falwell berpendapat, hal tersebut dianggap sebagai pembenaran terhadap aktivitas homoseksual dan biseksual.
Jika diperhatikan lebih lanjut, ketiga Teletubbies lainnya juga menggambarkan misi yang sama dengan Tinky-Winky. Jika warna Tinky Winky adalah warna kesayangan kaum gay dan antenanya adalah simbol Gay atau lesbian (jika dibalik), maka antena Dipsy dapat direpresentasikan sebagai simbol dari laki-laki dan antena Po sebagai simbol perempuan.
Terlepas dari simbol yang diwujudkan dari bentuk mereka, dalam suatu jalan cerita filmnya, jelas menunjukkan sebuah niat untuk memperkenalkan tingkah laku para homosex, yaitu pada saat Tinky Winky berebut rok dengan La Laa yang diperbolehkan oleh si Matahari. Matahari dalam dunia Teletubbies ini dianggap sebagai simbol pengganti semua otoritas dunia manusia, yaitu otoritas orangtua, guru, bahkan Tuhan. Sejauh ini tontonan Teletubbies telah dilarang di beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, dan sebagaian negara Eropa.
Tontonan anak-anak yang kini kembali heboh pun menjadi pertanyaan. Belum jelas siapa yang memulai untuk mengunggah foto-foto meme Teletubbies. Anehnya, belum reda pro dan kontra mengenai LGBT, kini Teletubbies yang memiliki banyak kesamaan dengan LGBT kembali dibuat fenomenal. Lebih jauh, melihat kesamaan warna antara warna Teletubbies dan warna bendera LGBT, apakah hanya kebetulan belaka atau memang lambang lambang itu sengaja ditempatkan di acara Teletubbies?
Comments are closed.