
Belum genap sepekan beredarnya video amatir yang menunjukkan peristiwa penabrakan seorang driver ojek online oleh sebuah angkot berwarna biru di seberang Mall Tang City jalan perintis kemerdekaan, Kota Tangerang. Dalam video itu jelas terekam sopir angkot sengaja menabrak driver Grab yang sedang berhenti di pinggir jalan. Selepas kejadian sopir angkot segera melarikan diri, sementara korban jatuh tersungkur tak sadarkan diri.
Kejadian ini dengan segera memancing reaksi driver ojek online lain untuk melakukan sweeping terhadap sopir angkot yang telah mencelakai rekannya sesama driver. Sweeping ini dilakukan puluhan pengemudi ojek online kepada sopir-sopir angkot yang berada di depan Polrestro Tangerang.
Aksi sweeping ini juga sebagai aksi balasan karena para driver ojek online ini merasa dikasari oleh para sopir angkot yang menggelar demo pada hari rabu 8 Maret 2017 di beberapa titik di Tangerang. Dalam demo itu para sopir angkot sempat mencegat paksa driver ojek online yang melintas di sekitarnya. Beberapa driver bahkan mendapat perlakuan kasar dari para sopir angkot yang merasa dirugikan dengan keberadaan ojek online.
Keberadaan ojek online yang beroperasi di Kota Tangerang membuat penghasilan sopir angkot menurun lantaran banyak penumpang angkot yang beralih menggunakan jasa ojek berbasis aplikasi tersebut. Kondisi ini kemudian memicu konflik dan kerusuhan yang kemudian pecah pada 8 Maret 2017 di Jalan Raya Sangiang, Kota Tangerang. Bentrokan antara sopir angkot dan driver ojek online ini tak dapat dielakkan.
Kepolisian dari Polres Metro Tangerang menurunkan personilnya sekitar pukul 17.20 termasuk polisi bermotor untuk meredam bentrokan. Kericuhan itu sempat membuat warga sekitar resah karena lokasi bentrokan sangat dekat dengan pemukiman warga. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan kedua belah pihak yang terlibat bentrokan. Baru ketika menjelang malam suasana mulai kondusif ketika kedua belah pihak mulai meninggalkan lokasi bentrokan.
Polisi dari Polres Metro Tangerang diwakili Kombes Harry Kurniawan selaku Kapolres Kota Tangerang menegaskan akan menindak provokator aksi dan kerusuhan ini. Polisi juga sudah mengamankan pelaku penabrakan driver ojek online yang sempat melarikan diri. Atas prakarsa Kapolres Kota Tangerang kemudian pihak sopir angkot dan driver ojek online akan melakukan mediasi damai di Mapolres metro Tangerang.
Dalam mediasi itu kedua belah pihak menyepakati perjanjian damai dengan surat kesepakatan yang ditandatangani oleh perwakilan kedua pihak, oleh Eddi faisal , SH, selaku ketua Organda Kota Tangerang dan Ferry budhi selaku pembina Gograbber di atas dua lembar kertas bermeterai Rp. 6000.
Surat ini ditandatangani juga oleh Wali Kota Tangerang H.Arief Wiansyah, Kapolres Tangerang Kombes Harry Kurniawan, dan Letkol MI Gogor Dandim 0506 Tangerang. Adapun isi dari kesepakatan itu adalah :
1. Masing masing pihak menyadari bahwa kejadian tersebut adalah kesalahpahaman dan dinyatakan selesai secara kekeluargaan dan saling memaafkan.
2. Masing masing pihak bersedia menjaga keamanan Kota Tangerang. Apabila terdapat anggota yang melakukan tindakan anarkis, bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Setelah menandatangi kesepakatan ini kedua belah pihak akan ikut memikul tanggung jawab atas keamanan Kota Tangerang, saling menghormati dan menghargai profesi masing-masing. Kombes Harry Kurniawan menegaskan akan menindak oknum yang menjadi provokator dalam bentrokan ini, termasuk juga oknum yang bertindak anarkis dan menganiaya driver ojek online yang terjadi pada saat demo.