
Gunung Gajah Mungkur merupakan ikon yang tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Keberadaan Gunung Gajah Mungkur merupakan awal mula persebaran peradaban dari masa Mataram Kuno. Dahulu pada jaman kerajaan Jawa Kuno, Gunung Gajah Mungkur adalah tempat para Resi dan ksatria melakukan laku tapa brata. Laku tapa brata adalah menepikan diri dari hingar bingar dunia untuk dapat menguasai hawa nafsu dan menguasai diri sendiri.
Gunung Gajah Mungkur menyimpan sejuta mitos dan cerita rakyat setempat yang sampai sekarang masih menjadi buah bibir dan bahan kajian sejarah non fiksi atau yang cenderung kepada dongeng dan legenda.
Legenda Gajah Mungkur
Asal mula nama Gajah Mungkur sendiri bermula dari sebuah cerita rakyat setempat yang menyebutkan arti kata Gajah Mungur. Gajah adalah binatang gajah, dan Mungkur dalam bahasa Indonesia artinya adalah berangkat. Berangkat disini buka diartikan akan pergi, tetapi mungkur disini diartikan mati. Jadi Gajah Mungkur adalah Gajah Mati.
Kisah Gajah Mungkur ini berawal ketika dahulu ada seorang putra ksatria bernama Joko Lelono yang melakukan pengembaraan ke arah selatan dengan membawa serta gajah peliharaannya. Perjalanan itu dia maksudkan untuk mencari wanita pendamping hidup sesuai dengan permintaan ayahandanya.
Dalam perjalanannya Joko Lelono tergoda oleh ratu dari kerajaan jin yang bernama Dyah Ayu Putri Serang. Sang ratu jin yang berwujud wanita cantik jelita ternyata memikat hati Joko Lelono dan berhasil membawa Joko Lelono ke alam Jin. Joko Lelono yang terjebak di alam jin tidak bisa lagi kembali ke alam manusia, sedangkan gajah peliharaannya masih setia menunggu. Sang ratu jin tidak senang dengan keberadaan gajah Joko Lelono yang masih setia menunggu majikannya, kemudian memerintahkan seekor naga dari kerajaan jin untuk membunuh sang gajah.
Terjadilah pertarungan antara gajah dan naga yang sama-sama kuat hingga keduanya tewas. Tubuh sang gajah yang terlempar ke arah timur kemudian berubah menjadi sebuah gunung, dan merupakan asal mula Gunung Gajah Mungkur. Sedangkan sang naga terlempar ke arah selatan dan dari kepala sang naga yang tewas tersebut memancar mata air yang tak bisa berhenti. Dari cerita itulah kemudian salah satu kawasan dikaki Gunung Gajah Mungkur diberi nama Desa Umbul Nogo.
Kentalnya Legenda Gajah Mungkur di Desa Wisata Umbul Nogo
Desa Umbul Nogo kini menjadi salah satu obyek wisata alam yang kental dengan cerita legenda dari masa lalu. Di wisata Umbul Nogo ini, kita bisa melihat sumber mata air yang memancar dari akar pohon beringin besar. Oleh warga setempat sumber mata air ini dulunya digunakan untuk mandi, mencuci dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Kini sumber mata air ini telah dibentuk menjadi tempat wisata alam yang indah.
Di sekitar umbul dibangun kolam yang luas dan air yang terus memancar dari umbul itu membuat kolam selalu nampak jernih. Dalam kolam besar itu hidup binatang langka yang jarang ditemukan di wilayah wonogiri yaitu binatang Sidat. Sidat adalah binatang yang menyerupai belut tapi memiliki ukuran yang lebih besar dan memiliki sirip panjang menyerupai telinga.
Selain sebagai tempat wisata, kawasan Umbul Nogo ini juga dijadikan tempat bagi warga untuk menyelenggarakan kegiatan tahunan bersih desa atau dalam tradisi masyarakat setempat disebut Rasulan.
Oleh pemerintah Kabupaten Wonogiri, Umbul Nogo dibangun menjadi lebih bagus dan kini dilengkapi juga dengan kolam renang dan kolam pemancingan. Untuk mencapai kawasan Desa Umbul Nogo ini anda butuh waktu tempuh sekitar satu setengah jam dari Kota Wonogiri. Anda hanya cukup membayar biaya masuk ke kolam renang sebesar lima ribu rupiah saja.