
Yogyakarta terkenal sebagai kota budaya, kota pelajar, dan kota pejuang. Sejarah mencatat bahwa yogyakarta pernah menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia pada tahun 1947 pada saat Belanda melancarkan Agresi Militernya yang pertama dan berhasil menduduki Batavia.
Pada saat pusat pemerintahan Republik Indonesia berpindah ke Yogyakarta, saat itulah babak perjuangan rakyat Indonesia mulai bergulir di kota ini. Saat perang kemerdekaan Indonesia berlangsung, Panglima Besar Jenderal Sudirman selaku Panglima TNI memimpin langsung perjalanan gerilyanya di Yogyakarta pula.
Untuk mempelajari lebih jauh tentang bagaimana kronologi dan gambaran-gambaran kejadian masa silam tersebut, kita dapat mengunjungi salah satu museum di Yogyakarta yang bertema kan Perjuangan. Museum TNI AD Dharma Wiratama akan banyak sekali memberikan informasi bagi anda pecinta sejarah perang, sejarah militer dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Mengupas Tuntas Perjuangan TNI di Museum TNI AD Dharma Wiratama
Museum TNI AD Dharma Wiratama terletak di jalan Jenderal Sudirman no. 75 Yogyakarta. Letaknya yang berada di tengah kota Yogyakarta karena memang museum ini menempati bangunan bekas markas TNI semasa Ibu Kota Indonesia berada di Yogyakarta. Lokasinya sangat mudah dijangkau dan tidak jauh dari bundaran UGM, bagi anda pengguna bus Trans Jogja, anda bisa langsung turun di shelter yang berada tepat disamping museum ini.
Di museum TNI AD Dharma Wiratama anda akan disambut oleh petugas piket yang berjaga di depan gerbang, anda akan dipersilakan mengisi buku terlebih dahulu, lalu kemudian akan dipandu oleh petugas yang berjaga disana. Petugas disana adalah anggota TNI Aktif yang telah menguasai materi dan koleksi yang ada di museum tersebut.
Museum ini mempunyai 21 ruang koleksi yang kesemuanya mempunyai tata urutan sesuai kronologi waktu sejarah perjuangan TNI dari masa pembentukannya hingga TNI menjadi organisasi resmi dan tentara resmi Negara Republik Indonesia.
Di ruang utama tersaji foto-foto KASAD (Kepala Staf Angkatan Darat) dari yang pertama hingga yang sekarang, dan juga daftar perjuangan TNI dari tahun ke tahun selama operasi militer yang telah dilaksanakan. Pada ruang dua dan tiga adalah merupakan tempat dimana Jenderal Sudirman dan Jenderal Oerip Sumoharjo bertugas selaku Panglima TNI dan Kelapa Stafnya.
Ruang empat menyajikan skema perlawanan rakyat di berbagai daerah di Indonesia ketika Belanda kembali mengirimkan pasukannya untuk kembali menduduki Indonesia. Diantara skema itu adalah Palagan Ambarawa, Palagan Bandung, Pertempuran Surabaya, Pertempuran Semarang, Puputan Margarana di Bali dan perjuangan rakyat Maluku dalam mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia.
Pada setiap skema tersebut dilengkapi pula dengan foto-foto tokoh yang menjadi pelopor perjuangan semasa itu dan juga senjata senapan dan senjata tradisional rakyat dalam melawan Belanda.
Pelajari Sejarah di Museum TNI AD Dharma Wiratama
Selain itu ada juga ruang senjata yang menyimpan koleksi senjata mortir, senjata tradisional seperti panah, pedang, keris, dan juga senjata api atau senapan laras panjang yang merupakan senjata rakitan rakyat indonesia pada masa belum ada pabrik senjata.
Di ruang selanjutnya ada sebuah ruang yang di setting menyerupai dapur tradisional yang menggambarkan bahwa dahulunya perjuangan rakyat dan tentara juga di dukung oleh kaum wanita yang menyediakan suplai makanan bagi para gerilyawan.
Pada ruang ruang lain masih banyak lagi koleksi yang tentu mempunyai nilai historis dan herois. Wisata sejarah semacam ini selain untuk hiburan, juga untuk menambah wawasan kita tentang kekayaan khazanah keilmuan dan sejarah bangsa Indonesia.