
Kabarnesia.com – Dalam ajaran agama Islam, kita mengenal bahwa manusia pertama yang ada di bumi adalah Nabi Adam as. Tetapi secara universal dan keilmuan, Charles Darwin menyebutkan bahwa manusia pertama di bumi adalah manusia purba yang hidup pada masa pra sejarah. Teori ini dikenal dengan sebutan teori evolusi yang menjadi dasar berbagai cabang ilmu seperti sejarah, arkeologi dan antropologi.
Terlepas dari dua pendapat berbeda tadi, keberadaan manusia purba ternyata memang benar ada dan secara keilmuan dapat dipertanggung jawabkan. Para peneliti pertama kali menemukan fosil manusia purba di lembah sungai Bengawan Solo, tepatnya di Desa Trinil, Ngawi, Jawa Tengah. Pada masa pertama penemuan ini para ilmuan dari Eropa ini masih bekerja dibawah pemerintahan Hindia Belanda.
Sekarang fosil manusia purba itu disimpan dan dipamerkan di Museum Purbakala Sangiran, Sragen, Jawa Tengah yang kini di kelola oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah. Keberadaan Museum Purbakala Sangiran ini menjadi tujuan karya wisata bagi pelajar setingkat SD dan SMP dan juga sebagai lokasi penelitan bagi mahasiswa khususnya bidang ilmu Sejarah dan Arkeologi.
Untuk kita yang mungkin penasaran dengan bagaimana wujud manusia purba dan apa-apa saja yang mendukung teori evolusi itu, maka kita bisa belajar lebih banyak dengan mengunjungi Museum Purbakala Sangiran. Ini menjadi wisata edukasi yang tidak hanya membawa kita tidak hanya berwisata, tetapi juga menambah wawasan dan pengetahuan kita.
Di museum ini kita dapat melihat berbagai penemuan para arkeolog yang berupa bermacam fosil mahluk hidup yang hidup pada masa prasejarah. Masa prasejarah adalah masa dimana belum dikenal tulisan sehingga pada masa itu tidak ada penjelasan tentang bagaimana kehidupan pada masa itu.
Para ilmuan hanya dapat menyimpulkan penelitian berdasarkan benda –benda yang mereka temukan. Benda – benda yang berhasil mereka temukan itu berupa tengkorak manusia, kemudian juga benda-benda hasil kebudayaan pada kehidupan mereka. Kebudayaan pada jaman prasearah tentu saja masih sangat sederhana.
Belum seperti kebudayaan manusai modern sekarang ini, pada jaman prasejarah, manusia purba masih sangat primitif. Salah satu kebudayaan awal kehidupan manusia purba adalah masa berburu dan meramu.
Pada masa berburu dan meramu ini, mereka meninggalkan hasil kebudayaan berupa berbagai macam alat berburu yang masih sangat sederhana dan kasar. Contoh alat kebudayaan masa prasejarah yang tersimpan di museum Sangiran adalah kapak lonjong, kapak perimbas, mata tombak dan Kjokenmodinger.
Kapak-kapak ini adalah alat berburu yang digunakan manusia purba untuk berburu binatang sebagai makanan mereka. Kapak ini terbuat dari batu yang dibuat pipih dan runcing sehingga memungkinkan untuk membunuh binatang buruan, sedang kapak perimbas digunakan untuk menggali tanah guna mencari bahan makanan umbi-umbian.
Kjokenmodiger adalah sebentuk fosil tumpukan kulit kerang. Ini disebut sebagai sebuah kebudayaan masa prasejarah, dimana pada masa itu manusia purba telah mengenal cara memakan kerang dan menumpuk sampah kulit kerang itu.
Selain fosil manusia dan hasil kebudayaannya, museum sangiran juga menyimpan fosil binatang masa prasejarah. Ada fosil kepala kerbau dan kepala buaya masa prasejarah yang secara ukuran tengkoraknya menggambarkan bahwa binatang-binatang masa prasejarah memiliki ukuran lebih besar dari binatang pada masa sekarang. Ini menjadi landasan yang kuat bagi teori evolusi yang telah kita kenal itu, dimana mahluk hidup akan berubah secara perlahan mengikuti perubahan alam kehidupannya dalam waktu yang lama.
Jika anda ingin belajar lebih banyak lagi, silahkan anda mengunjungi langsung Museum Purbakala Sangiran yang berada di Sragen Jawa tengah ini. Anda hanya cukup membayar tiket masuk sebesar 5000 rupiah untuk satu orang dan anda bisa menjelajah ke masa silam di Museum Purbakala Sangiran.