
Kabarnesia.com – Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas. Sementara beberapa waktu lalu terdengar kabar gugatan perceraian yang dilayangkan oleh Ahok kepada istrinya Veronica Tan alias Vero cukup mengagetkan publik, terutama pendukungnya. Pasalnya, selama ini tidak ada isu-isu miring yang menerpa seputar kehidupan rumah tangganya.
Ahok adalah warga Indonesia keturunan Tionghoa, ia memiliki nama Tionghoa Zhong Wànxué. Ahok lahir dari pasangan Alm. Indra Tjahaja Purnama (Tjoeng Kiem Nam) dan Buniarti Ningsing (Boen Nen Tjauw). Basuki memiliki tiga orang adik, yaitu Basuri Tjahaja Purnama, Fifi Lety, dan Harry Basuki. Keluarganya adalah keturunan Tionghoa – Indonesia dari suku Hakka.
Ahok lahir di Manggar, Belitung Timur, Indonesia 29 Juni 1966, mungkin biasa di sebut sebagai Cina bangka. Ia beragama Kristen Protestan dan mulai resmi menjadi Gubernur DKI pada tanggal 19 November 2014.
Nama panggilan “Ahok” berasal dari ayahnya. Mendiang Indra Tjahja Purnama ingin Basuki menjadi seseorang yang sukses dan memberikan panggilan khusus baginya, yakni “Banhok“.
Kata “Ban” berarti Puluhan Ribu, sedangkan “Hok” memiliki arti Belajar. Jadi jika kedua kata tersebut digabungkan, akan memiliki makna “Belajar di Segala Bidang.” Lama kelamaan, panggilan Banhok tersebut berubah menjadi Ahok.
Sementara Veronica Tan lahir di Medan, Sumatera Utara, 4 Desember 1977. Ia adalah putri sulung dari tiga bersaudara. Kedua orangtuanya asli keturunan Tionghoa. Ayahnya sosok penyabar, sedangkan ibunya memiliki kepribadian yang tegas dan tidak segan memberi hukuman apabila terdapat nilai – nilai yang kurang memuaskan pada pelajaran di sekolah.
Ibunda Veronica memiliki prinsip kalau anak perempuan di rumah mereka minimal harus punya karier. Sehingga anak-anaknya diusahakan harus menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan meneruskan sekolah setinggi-tingginya selagi ia mampu. Dari lingkungan keluarga yang mementingkan pendidikan inilah Veronica dibentuk karakternya.
Setelah menamatkan SD dan SMP di Medan, Veronica Tan memberanikan diri merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan SMA. Di Jakarta, ia menumpang dan tinggal di rumah tantenya. Dan setelah lulus SMA, tanpa minat khusus, ia mengikuti ujian masuk di sejumlah perguruan tinggi. Ia akhirnya diterima di jurusan arsitektur Universitas Parahyangan, Bandung, tapi ibunya tidak menyetujuinya.
Kekhawatiran ibunda Veronica terpengaruh pergaulan bebas di Bandung. Veronica lantas mengambil kuliah di Universitas Pelita Harapan, Jakarta, dengan jurusan arsitektur. Selain kuliah, Veronika juga aktif pergi ke gereja setiap minggunya. Ia juga aktif mengurus acara-acara di gerejanya. Selain itu, ia pun cukup sering mengisi paduan suara di gereja.
Baca Juga : Olimpiade Musim Dingin, Jadi Pendingin Hubungan Dua Korea
Pertemuan Vero dan Ahok
Gereja Kristus Yesus di Pluit merupakan saksi bisu bagi kisah cinta Vero dan Ahok. Di rumah Tuhan inilah sosok wanita tinggi langsing berwajah oriental bertemu dengan sosok lelaki yang aktif di gerejanya itu. Ceritanya cukup unik, dulu Ahok tidak sengaja menginjak kaki Vero.
“Pertama kali bertemu di gereja. Enggak sengaja keinjek kakinya. Ini namanya bukan dari mata turun ke hati, melainkan dari kaki naik ke hati,” ujar Ahok di Balai Kota, Februari 2016.
Ahok tertarik hanya dengan melihat kaki Vero. Selain itu, kepiawaian Veronica saat memainkan piano juga berhasil memikat hati Ahok.
“(Yang membuat suka sama Veronica) main piano di gereja. Bu Vero bisa nyanyi juga,” ujar Ahok berseri-seri, dikutip dari Tribunnews.
Dan sosok Ahok yang memiliki sifat tegas, galak, dan emosional ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi Veronica untuk jatuh hati. Tanpa proses pacaran, Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok pada 6 September 1997 menikahi Veronica yang baru saja masuk perkuliahan di usia 19 tahun.
Baca juga artikel menarik dan informasi terkini lainnya di Kabarnesia.
[…] Menelisik Lebih Dalam Sosok dan Kisah Cinta Ahok dengan Veronica […]
Comments are closed.