

Kabarnesia.com – “Hati-hati! Ular!” Mendengar ini, orang tidak bisa tidak membayangkan seekor ular yang mungkin diam-diam akan mematuk anda.
Dalam percakapan manusia, mendengar kata tertentu (misalnya, “ular”) dapat menyebabkan pendengar mengambil kesimpulan dengan berimajinasi, bahkan jika tidak ada apa pun dalam penglihatannya.
Sampai saat ini, kemampuan untuk memvisualisasikan sesuatu setelah mendengar kata atau suara dianggap sebagai sifat manusia saja.
Menurut laporan dalam Prosiding National Academy of Sciences, “Burung Jepang bernama Parus minor menghasilkan panggilan alarm tertentu saat, dan hanya ketika, bertemu dengan seekor ular pemangsa,” kata peneliti Toshitaka Suzuki di Center for Ecological Research, Kyoto University, seperti dikutip dari Japan Times, Sabtu(3/2).
Burung yang dapat megeluarkan suara ini dan berasal dari Jepang dapat melakukan panggilan unik untuk memperingatkan seekor ular di dekatnya, menyebabkan teman mereka membayangkan visual pemangsa dan bereaksi dengan seharusnya.
Peneliti menganalisis panggilan burung dan menemukan bahwa mereka membuat suara menggetarkan untuk ular dan suara “chicka” untuk gagak.
Disebutkan juga bahwa ini adalah demonstrasi burung pertama yang bisa berkomunikasi secara vokal tentang jenis predator yang mengancamnya.
BACA JUGA:
- Tips Dekor Rumah Saat Musim Hujan Agar Lebih Hangat
- Cina Berhasil Kloning Monyet, Akankah Manusia Menjadi Selanjutnya?
Dalam percobaan ini, peneliti menggunakan sebuah kayu panjang yang diikatkan ke pohon secara vertikal. Lalu ditarik ke atas mendekati burung parus minor. Dan seketika itu juga burung-burung mulai mengeluarkan suara ‘peringatan’.
“Burung-burung ini tidak menanggapi panggilan dengan cara yang sama, tapi mereka membayangkan ular dan kemudian memutuskan bagaimana menghadapi pemangsa sesuai dengan keadaan,” jelas Suzuki.
Selama tiga dekade terakhir, ahli biologi di lapangan telah mengungkapkan bahwa banyak hewan, seperti monyet dan meerkat, menghasilkan panggilan khusus untuk jenis makanan atau predator tertentu.
“Dengan imajinasi, mungkin juga terlibat dalam sistem komunikasi hewan lainnya,” tambah Suzuki. “Mengungkap mekanisme kognitif untuk komunikasi pada hewan liar dapat memberi wawasan tentang asal usul dan evolusi ucapan manusia.”
Jika burung atau hewan lain benar-benar dapat mempelajari pentingnya mendengar, maka ini mungkin merupakan sesuatu yang dapat dimasukkan ke dalam program konservasi.
BACA JUGA: Apa Saja Ramalan Untuk Tahun 2018?
Dalam banyak program, hewan dibesarkan di penangkaran sehingga nantinya bisa dilepaskan ke alam liar untuk meningkatkan populasi atau membangun spesies baru.
Hewan-hewan ini sering diajarkan keterampilan kunci untuk meningkatkan peluang bertahan hidup mereka, seperti bagaimana mengenali predator.
Mungkin berguna untuk mengajari mereka cara mengenali panggilan alarm dari spesies lain sehingga mereka tahu melarikan diri sebelum mendapati sesuatu yang membahayakan mereka.
Baca juga artikel menarik lainnya terkait Kabar Unik atau informasi terkini lain di Kabarnesia.
[…] Parus Minor: Burung yang Bernyanyi Penanda Predator Datang […]
Comments are closed.