Lebih Baik Mana, 100 Hari Ahok atau Anies?

0
3227
100 hari anies vs 100 hari ahok
Meninjau kerja Anies-Sandi dalam 100 hari kepemimpinan (Foto: Pinter Politik)
obat kuat,libion,libiceng,phuceng,madu stamina,madu phuceng,sehatshop,stamina pria,madu,jahe merah,purwoceng

Kabarnesia.com – Pertandingan Ahok dengan Anies yang dikira sudah selesai ternyata belum berakhir sampai sekarang. Tidak terasa sudah 100 hari Anies-Sandi menjabat sebagai gubenur Ibu Kota Jakarta pada Rabu (24/1) lalu.

Walaupun sudah dilantik dan dinyatakan ‘resmi’ sebagai gubenur Jakarta yang baru, masyarakat masih belum bisa lepas dari bayang-bayang Jokowi-Ahok dan Ahok-Djarot yang begitu melekat.

Kenapa harus 100 hari yang menjadi patokan perbandingan kinerja Jokowi-Ahok dan Anies-Sandi? Kenapa tidak 12 bulan atau setelah masa jabatan usai?

100 hari kinerja bisa dibilang sebagai ‘hari uji coba’ untuk menerka bagaimana gambaran kinerja gubenur dan mau dibawa kemana daerah yang mereka embani tanggung jawabnya.

Mari kita lihat ke tahun 2012 silam, di mana presiden kita sekarang masih menjabat sebagai gubenur Jakarta. Apa saja kinerja yang dibuat oleh Jokowi-Ahok selama masa jabatannya?

Anies-Sandi
Anies-Sandi (Foto: Indonesiaone)

Kartu Jakarta dan Upah Buruh

Tidak berapa lama setelah dilantik, pasangan Jokowi-Ahok mengeluarkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Dan kini kartu tersebut diupgrade oleh pasangan Anies-Sandi menjadi KJP Plus dan KJS Plus.

Jokowi-Ahok juga menaikkan upah buruh yang dulunya 1,6 juta menjadi 2,2 juta rupiah. Sedangkan, Anies-Sandi menaikkan upah buruh sebesar Rp.200.000 saja. Dari 3,2 juta hanya menjadi 3,4 juta saja.

BACA JUGA:

Transportasi & Infrastruktur Jalan

Sementara itu, dari segi transportasi dan infrastruktur jalan, Jokowi-Ahok membuat penambahan 1.000 armada transjakarta, pembuatan monorail, dan menyetujui pembangunan MRT.

Anies-Sandi melakukan uji coba OK Otrip, layanan transportasi umum terintegrasi Transjakarta. Dan sesuai janji kampanyenya, program transportasi Anies-Sandi ini hanya memakan biaya Rp 5.000 dalam sekali jalan.

Hal mencolok lainnya pada perbandingan kinerja kedua pasangan, yaitu penataan Tanah Abang. Ini memang sempat menjadi perbincangan panas dan bahkan menimbulkan kontroversi.

Pada zaman Jokowi-Ahok, mereka membersihkan jalan seputar kawasan tersebut dari PKL, tetapi beda halnya Anies-Sandi yang malah dianggap menabrak aturan, yaitu memfasilitasi PKL dengan cara menutup Jalan Jatibaru.

Akibatnya, kemacetan tidak dapat dihindari dan masyarakat pun masih diramaikan dengan pertentangan kebijakan yang disebut melanggar hak pengguna jalan dan pejalan kaki, serta menyebabkan turunnya pendapatan pengemudi angkutan umum di kawasan tersebut.

Kebijakan Menolak Reklamasi

Menurut Anies, sebenarnya reklamasi bukanlah kebijakan yang menguntungkan karena banyak dari rakyat kecil merasa dirugikan oleh kebijakan tersebut.

Guna melindungi dan mata pencarian para nelayan dan menjaga lingkungan, akhirnya pasangan Anies-Sandi menolak reklamasi yang direncanakan di Teluk Jakarta.

BACA JUGA: Papua, Terpencil, dan Campak yang Sebabkan Puluhan Orang Meninggal Dunia

DP Rumah 0%

Program yang diusung oleh pasangan Anies-Sandi ini memang yang paling terkenal di antara yang lainnya. Program ini langsung diluncurkan di 100 hari pertama dengan membentuk institusi/unit khusus yang mengelola isu perumahan/hunian di DKI Jakarta.

Rumah susun itu akan berlokasi di tengah kota dengan harga terjangkau untuk kelas menengah dan bawah, sekaligus bisa menekan biaya transportasi.

Walaupun secara spesifik pasangan ini belum menyebutkan lokasinya, namun hunian untuk warga dipastikan akan berbentuk rumah susun.

Problematik Agama

Setelah dilantik menjadi orang nomor 1 di Indonesia, bergantilah pasangan Jokowi-Ahok menjadi Ahok-Djarot dan bisa dibilang saat itulah warga Indonesia mulai sensitif dengan masalah keagamaan.

Hingga akhirnya Ahok dipanggil ke pengadilan karena penistaan agama dan masyarakat akhirnya membuat gerakan 212, yaitu gerakan ormas terbesar Islam di Indonesia.

Ahok akhirnya harus rela melepaskan jabatannya dan memberi baton estafet jabatannya pada pasangan Anies-Sandi yang dianggap bisa melampaui kerja Ahok karena dianggap ‘seiman’.

Hal itu, hingga kini di masa jabatan Anies-Sandi, masih belum usai. Bahkan masih terasa panas.

Meskipun begitu, kinerja Ahok-Djarot dianggap memuaskan oleh warga Jakarta. Bahkan tingkat kepuasannya saja mencapai 73% menurut Denny JA dari Lembaga Survei Indonesia.

Mari kita tunggu, seberapa besar tingkat kepuasan warga Jakarta terhadap kinerja Anies-Sandi, dapatkah bisa melampaui persentase Ahok-Djarot?

Baca juga artikel menarik lainnya terkait Kabar Daerah atau informasi terkini lain di Kabarnesia.

Comments

comments