Serba-Serbi Capres 2019: Antara Persaingan Partai Pengusung

0
210
Capres 2019
PDIP resmi usung Jokowi menjadi Capres 2019 mendatang (Foto: Wartakota)
obat kuat,libion,libiceng,phuceng,madu stamina,madu phuceng,sehatshop,stamina pria,madu,jahe merah,purwoceng

Kabarnesia.com – Pemilihan Capres 2019 memang tinggal menghitung bulan. Tapi warna-warni dan ricuh politik sudah menggema di semester pertama 2018.

Kali ini, masyarakat lebih kritis dalam merumuskan pilihan calon pemimpin, bukan hanya karena janji masyarakat dapat ‘dibeli’ dengan mudah. Apalagi setelah banyak kejadian mengenai penodaan agama, pembunuhan ulama, dan mencuatnya kasus korupsi terbesar di Indonesia.

Jokowi yang notabene masih duduk di kursi nomor satu tersebut juga dinilai tidak kalah gugup untuk maju kembali di bursa Pilpres 2019 yang akan datang. Dan akhirnya, PDI Perjuangan mendeklarasikan Jokowi kembali sebagai capres saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Grand Inna Bali Beach Hotel, Jumat (23/2) lalu.

Menyusul setelahnya, sebanyak delapan partai politik (parpol) sudah menyatakan dukungan untuk Joko Widodo menjadi calon presiden (capres) pada 2019 mendatang. Partai-partai oposisi pun menyatakan siap bertarung menghadapi Jokowi dan partai pengusungnya tersebut.

Sedangkan, Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyiapkan sembilan nama kader internal sebagai calon presiden dan calon wakil presiden untuk maju di Pilpres 2019.

Seperti tahun pemilu sebelumnya, Partai Gerindra dan PKS akan kembali mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Dengan sisa tiga partai, yakni PKB, PAN dan Partai Demokrat, kemungkinan ketiganya akan mengusung capresnya sendiri.
Selain nama dari partai-partai di atas, masyarakat juga membawa nama enam nama untuk dijadikan Capres 2019. Tiga di antaranya adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Ustadz Abdul Somad dan Gubenur NTB, Tuan Guru Bajang (TGB) M Zainul Majdi.
BACA JUGA:
Gubernur Nusa Tenggara Barat, M Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) memang sudah banyak dikenal di Indonesia. Bahkan dalam sebuah polling pembaca pada salah satu media online, nama TGB mengalahkan Jokowi.
Dalam berbagai kesempatan mengisi ceramahnya, Ustadz Abdul Somad bahkan juga menyelipkan dukungannya terhadap Gubernur NTB itu untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2019. Bahkan ia menyanggupi kesediannya memimpin Indonesia apabila dipasangkan dengan Tuan Guru Bajang.
Tuan Guru Bajang merupakan jebolan Al Azhar Mesir dan berhasil menyelesaikan gelar doktor untuk tafsir hadis. TGB dinilai sukses sebagai Gubernur NTB selama dua periode, mulai dari pengentasan kemiskinan, membangun ekonomi, membangun budaya, hingga menjadi tokoh di balik rencana konversi Bank NTB menjadi bank berbasis syariah.

Nama Tuan Guru Bajang kini sudah beredar di hasil survei sejumlah lembaga survei politik. Namanya muncul, baik sebagai capres maupun cawapres, meski persentase elektabilitasnya belum setinggi tokoh senior lain, seperti Jusuf Kalla.

Memang, elektabilitas Jokowi mengalami penurunan konsisten karena berbagai hal. Sementara, elektabilitas capres-capres lain naik meski tidak tinggi. Sebab, banyak kinerja Jokowi yang dinilai tidak sesuai dengan janji-janjinya saat kampanye Pilpres 2014 lalu.

Survei Poltracking Indonesia menunjukkan, elektabilitas Prabowo pada November di kisaran 27 persen, menjadi 29,9 persen atau naik 2,9 persen pada Februari 2018. Prabowo Subianto diprediksi masih akan jadi calon terkuat pesaing Jokowi.

Dalam paparan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, hanya Prabowo yang menjadi pesaing utama Jokowi dengan tingkat popularitas mencapai 92,5 persen. Itu merupakan elektabilitas tertinggi kedua setelah Jokowi.

Kita sebagai masyarakat harus pintar dalam memilih calon pemimpin masa depan Indonesia, bukan hanya dari janji dan basa-basi yang sering kita dengar di warung kopi, tapi dari individu baik yang akan membawa Indonesia pada kebaikan pula.
Ingat, yang harus dilindungi bukan hanya ‘manusianya atau hukumnya atau uangnya’ saja, ras, agama, bahasa, hingga hewan-hewan yang kehilangan habitatnya dalam lima tahun ini juga harus diurus.
Semoga kita bisa berbijaksana dalam memilih calon pemimpin kelak. Untuk anak, cucu, dan masa depan yang  lebih cerah.
Baca juga artikel menarik lainnya terkait Kabar Nasional atau informasi terkini lain di Kabarnesia.

 

 

Comments

comments