
Kabarnesia.com – Banyak orang awam di Indonesia masih belum mengenal perkembangan dan pertumbuhan ekonomi negara. Salah satunya mengenai rupiah.
Rupiah telah jatuh hampir 3 persen terhadap dolar sejak akhir Januari dan menyentuh level terendah dalam dua tahun menjadi mata uang berkinerja terburuk di Asia, sebagai tanda-tanda ekonomi AS yang lebih kuat memicu ekspektasi pengetatan lebih ‘Fed’.
‘The Fed’ adalah bank sentral Amerika Serikat, yang sangat berperan penting dalam menentukan arah perekonomian AS dan juga mata uang dolar Amerika.
Institusi ini adalah ‘penjaga gawang’ ekonomi AS dan merupakan bagian dari pemerintahan federal. Sebagai bank sentral The Fed mengatur semua institusi keuangan di AS.
The Fed merupakan jaringan (network) yang terdiri dari 12 Federal Reserve Bank beserta cabang-cabangnya. Secara keseluruhan mereka diawasi oleh dewan gubernur The Fed.
Dan keputusan The Fed untuk menaikkan bunga akan sangat berpengaruh terhadap pasar. Ketika suku bunga di AS naik, maka investasi di Negeri Paman Sam tentu akan semakin menarik.
Menurut US Bureau of Economic Analysis (BEA), perekonomian AS yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB) per 2014 mencapai USD17.418,3 triliun.
Bila dirupiahkan, nilainya sekitar Rp226.437.900.000.000.000.000. Entah bagaimana cara menyebutkan angka ini, tapi yang jelas sangat jauh dibandingkan PDB Indonesia yang Rp10.542,7 triliun
Dan kenapa The Fed sangat dibutuhkan oleh bank-bank dunia? Karena dolar AS adalah mata uang global yang menjadi cadangan devisa dunia. Dolar AS bisa diterima oleh hampir seluruh negara di dunia.
BACA JUGA:
- Tarif Baja dan Aluminium Diumumkan, Akankah Rupiah Ikut Naik?
- Tips Untuk ‘Kaum Milenial’ Menjaga Pola Keuangan Agar Tetap Seimbang
Bank Indonesia sedang memperjuangkan rupiah pada FED
Untuk membantu meningkatkan mata uang, Bank Indonesia menurunkan cadangan devisanya hampir 4 miliar pada bulan Februari menjadi 128 miliar.
Bank Indonesia tidak gentar dengan penurunan cadangannya, dan memperkirakan beberapa volatilitas pasar sebelum pertemuan dengan ‘Fed’ minggu ini.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo telah mengisyaratkan bahwa Bank Indonesia akan terus mencari cadangan devisa untuk mendukung rupiah, sementara semua pembicaraan tentang kenaikan suku bunga akan segera terjadi.
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara sedang berjuang untuk melesat maju. Pertumbuhan terjebak sekitar 5 persen dan berpotensi melambat pada kuartal pertama tahun ini, sementara kegiatan pinjaman tetap lemah dan di bawah perkiraan Bank Central.
Inflasi mereda ke level terendah 14 bulan dari 3,2 persen pada Februari, dengan Bank Indonesia mempertahankan kisaran perkiraan untuk tahun ini di 2,5 persen menjadi 4,5 persen.
Meskipun ada beberapa risiko dari tren harga minyak mentah, ekspektasi inflasi cenderung tetap rendah jika harga bahan bakar domestik cenderung untuk dipertahankan.
Baca juga artikel menarik lainnya terkait Kabar Ekonomi atau informasi terkini lain di Kabarnesia.
[…] Kekhawatiran Bank Indonesia Dalam Selamatkan Rupiah Dari ‘The Fed’ […]
Comments are closed.