
Kabarnesia.com – Nama Gatot baru-baru ini kembali menguap ke permukaan media dan dikenal banyak orang sebagai mantan panglima yang bercita-cita menjadi orang nomor satu di Indonesia atau paling tidak mendampingi sebagai wakil.
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo resmi memasuki masa pensiunnya kemarin, Minggu (1/4). Meski sudah pensiun, ia masih akan tetap mengabdikan diri pada negara meski tak berseragam TNI dan memanggul senjata.
Terhitung 1 April 2018, Gatot telah kembali menjadi warga sipil yang memiliki hak memilih dan dipilih.
Mengenal Gatot
Gatot Nurmantyo sudah 36 tahun mengabdikan diri di Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pria kelahiran Tegal 13 Maret 1960 juga telah berhasil menjadi pucuk pimpinan sebagai Panglima TNI hingga December 2017 lalu.
Gatot mengaku memilih menjadi Prajurit TNI hanya semata sebagai jalan agar adik-adiknya bisa tetap bersekolah. Dalam segala kekurangan dan keterbatasan, Gatot tetap bertekad dalam berkarir.
Pada tahun 2015, Gatot dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai panglima TNI menggantikan Jenderal Moeldoko.
Memang, belakangan nama Gatot sering disebut-sebut sebagai calon kuat pendamping Prabowo. Mantan Kepala Staf TNI AD itu juga diberitakan pernah bertemu Prabowo.
BACA JUGA:
- Regulasi Penentu ‘Raja Bisnis’ Media Nusantara Di Era Digital
- Campur Tangan SCL Dalam Kampanye Pemilihan Presiden Indonesia
Gatot Nurmantyo sebenarnya mulai ramai dibicarakan sejak kemunculannya dengan kopiah putih saat mengamankan aksi protes terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada 2 Desember 2016 yang dikenal dengan sebutan Aksi 212.
Tidak hanya demo tersebut, Gatot juga dinilai pernah menimbulkan kontroversi lainnya dan dianggap tengah melancarkan manuver politik untuk mengkudeta Jokowi dengan menginstruksikan TNI menggelar nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI (1984) bersama masyarakat di sejumlah daerah.
Gatot beralasan, dirinya ingin mengajak bangsa Indonesia untuk tidak melupakan sejarah kelam dan mencegah terulang kembali kekelaman tersebut.
Masuk ke dalam bursa Pilpres 2019
Nama Gatot ternyata sudah masuk ke dalam sejumlah lembaga survei. Dia digadang-gadang sebagai kandidat cawapres di Pilpres 2019 mendatang.
Tak hanya melejit dalam tataran survei, Gatot juga melakukan manuver untuk memuluskan jalannya menjadi peserta Pilpres 2019, dengan dukungan yang mengalir kepadanya untuk bertarung di ajang demokrasi tersebut.
Bahkan, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengungkapkan bahwa partainya bersikap terbuka jika mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengajukan diri sebagai calon wakil presiden yang mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Andre Rosiade juga mengatakan, pihaknya menghormati keputusan apapun yang nantinya diambil Gatot. Andre menegaskan, pilihan Gatot menjadi calon presiden atau tidak tentu tak akan berpengaruh pada Partai Gerindra.
Andre mengklaim, partainya tidak terburu-buru untuk menggaet Gatot sebagai kader atau calon wakil presiden. Menurut dia, apabila memang Gatot ingin bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintah atau pendukung Joko Widodo, ia menegaskan Partai Gerindra tidak khawatir.
Tapi, nama-nama kandidat yang muncul juga masih harus didiskusikan dengan partai calon koalisi, seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Karena notabenenya PKS juga masih menimbang apakah akan berkoalisi dengan PAN dan PKB. Dan kedua partai tersebut juga mempunyai nama capresnya sendiri, seperti Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar.
Sementara kabar pencalonannya masih simpang siur, Gatot Nurmantyo dikabarkan langsung pergi ke London, Inggris usai resmi pensiun dari jabatan Panglima TNI. Ia juga akan mengunjungi Denmark.
Gatot kabarnya akan berada di Eropa selama dua pekan. Belum diketahui maksud dari kepergian Gatot ke Eropa.
Baca juga artikel menarik lainnya terkait Kabar Nasional atau informasi terkini lain di Kabarnesia.