

Kabarnesia.com – Trade war atau perang dagang adalah konflik antara dua atau lebih negara mengenai tarif perdagangan satu sama lain. Konflik jenis ini biasanya muncul karena negara-negara yang terlibat berusaha meningkatkan impor atau ekspor untuk negerinya sendiri.
Perang dagang memiliki potensi meningkatkan biaya impor tertentu, jika negara-negara yang terlibat menolak untuk membuat kompromi.
Pada tahun 2018 ini, Amerika dan Cina memulai perang dagang yang mengakibatkan kebingungan dari negara-negara tetangganya.
Perang perdagangan antara AS dan Cina telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi kejatuhan bagi ekonomi Asia Tenggara, karena banyak di antaranya yang menganggap Tiongkok sebagai mitra dagang utama mereka.
Awal mula perang dagang
Trump mengumumkan tarif pada 1.300 barang baru Made in China pada Selasa (3/4) malam. Seperti yang diharapkan, Cina segera mengumumkan ancaman tarif pada lebih dari 100 barang Made in AS, termasuk kacang kedelai, makanan pokok di Cina, dan pesawat Boeing, yang juga termasuk pasar utama bagi pembuat pesawat yang berbasis di Washington.
Perwakilan Perdagangan AS akan mengadakan dengar pendapat mengenai tarif pada tanggal 15 Mei mendatang. Pelaksanaan yang sebenarnya tidak dapat dilakukan sebelum akhir Mei paling cepat.
Pemerintah Cina juga menunda pelaksanaan tarif, mungkin sampai mereka tahu apa yang akan dilakukan AS. Tidak ada pihak yang menginginkan perang dagang, karena para pemimpin dari kedua negara telah mengatakan berulang kali.
BACA JUGA:
Perubahan dalam saham AS selama 48 jam terakhir melemahkan anggapan bahwa investor tahu apa arti perang perdagangan bagi pasar dunia.
Namun, apa yang menjadi lebih jelas, dari beberapa analis dan investor, adalah bahwa pasar keuangan telah menjadi medan pertempuran karena Cina dan AS berusaha memperkuat pertahanan politik mereka melalui perdagangan.
Dampak bagi negara lain, khususnya Indonesia
“Indonesia yang memiliki perekonomian terbesar di Asia Tenggara bergantung pada ekspor dibandingkan dengan negara lain di kawasan itu, dengan konsumsi lebih dari setengah dari produk domestik bruto,” kata Indrawati dalam wawancara dengan Bloomberg TV di Singapura, Kamis (5/4). Pemerintah juga ingin meningkatkan investasi untuk mendukung pertumbuhan, katanya.
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, perekonomian Indonesia mungkin terdorong oleh pasar domestiknya yang besar, karena sengketa perdagangan antara AS dan Cina menimbulkan risiko terhadap pemulihan ekonomi global.
“Praktek atau kebijakan semacam ini, yang buruk bagi kedua belah pihak, tidak akan melayani kepentingan mereka, atau ekonomi dunia,” kata Indrawati.
AS dan Cina harus mencari penyelesaian atas sengketa perdagangan mereka melalui Organisasi Perdagangan Dunia, tambah Indrawati yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Baca juga artikel menarik lainnya terkait Kabar Ekonomi atau informasi terkini lain di Kabarnesia.
[…] Perang Dagang Antara Amerika dan Cina, Akankah Indonesia Terseret? […]
Comments are closed.