
Kabarnesia.com – Politik di era demokrasi layaknya bisnis, harus rajin-rajin mencermati ceruk pasar! memang terkesan kurang etis, karena menjadikan rakyat sebagai komoditas yang perlu diperebutkan secara statistis.
Belakangan ini yang nampak adalah perebutan pasar di segmen milenial dan emak-emak yang cukup signifikan jika digarap secara serius, khusus emak-emak kita akan bahas secara terpisah, namun untuk segmen milenial ini merupakan segmen baru yang memiliki karakteristik unik.
Definisi & Karakter Milenial

Menurut pewresearch.org Milenial adalah orang yang lahir pada tahun 1981 – 1996, atau berusia 22 – 37 tahun pada tahun 2018 ini, sebelum milenial hadir ada generasi X (kini berusia 38-53 tahun), generasi Boomers (54-72 tahun), dan generasi Bisu (73-90 tahun).
Milenial pada bulan februari 2018 ini saja menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan jumlah penduduk Milenial di Indonesia sekarang sudah mencapai sekitar 90 juta jiwa. Itu baru milenial, yang belum dikembangkan lagi menjadi post milenial, yaitu generasi yang lahir setelah tahun 96 (mulai tahun 95).
Generasi post milenial yang secara karakter tidak jauh berbeda dari milenial ini juga patut diperhitungkan, karena secara aturan mereka yang telah berusia 17 tahun sudah memiliki hak politik.
Karakter Milenial
Karakter generasi milenial dan post milenial (yang masih terpengaruh oleh karakter generasi milenial) ini cukup unik, karena:
- Sangat dipengaruhi oleh inovasi teknologi, khususnya teknologi informasi.
- Besar & Hidup tidak dapat lepas dari gawai (gadget) dan media sosial (social media).
- Hidup dalam derasnya pergantian trend inovasi teknologi informasi.
- Lahir dalam budaya serba instan.
- Sebagian besar akses informasi pada media sosial.
- Lahir dalam budaya lingkungan yang sudah maju.
- Sedikit ingatan pada zaman awal internet hadir yang masih sangat lambat.
- Sedikit ingatan pada zaman orde lama & orde baru.
Karena beberapa sebab diatas, milenial memiliki ciri khas (karakter) yang diungkap oleh Yoris Sebastian dalam buku “Generasi Langgas” yakni:
- Suka memiliki komunitas dan bekerja secara kolektif.
- Kadang bimbang (galau) karena terlalu banyak pilihan dan informasi yang masuk.
- Dekat dengan keluarga.
- Mudah terinspirasi dan gemar mencarinya.
- Sangat Percaya Diri (bahkan kadang terkesan arogan / sombong).
- Saling terhubung antar generasi milenial lainnya.
- Memiliki preferensi sebagai entrepreneur / wirausaha.
- Suka diberikan tantangan & kesempatan namun cukup haus akan apresiasi.
Jokowi atau Sandiaga paling milenial?

Kembali ke topik siapa yang paling milenial antara pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin & Prabowo – Sandiaga? maka pertanyaan berikutnya akan mengerucut kepada siapa yang paling milenial antara Jokowi atau Sandiaga, karena pasangan jokowi adalah Ma’ruf Amin yang telah berusia diatas 70 tahun tentu memiliki jarak generasi yang lebar sekali dengan milenial sehingga tidak memungkinkan untuk bertarung di segmen ini, sementara pasangan Sandiaga adalah Prabowo yang selain memiliki jarak usia yang lebar dengan milenia, ia cenderung membicarakan hal-hal besar (visioner) tanpa detil penyelesaian yang jelas, topik obrolan yang kurang diminati milenial yang juga gemar mencari tutorial atas konsekuensi mudah diaksesnya informasi.
Jokowi sering disebutkan sebagai presiden para milenial, bukti kemenangannya pada pilpres 2014 lalu yang boleh dikatakan sudah memasuki ceruk pasar milenial adalah salah satu bukti utamanya. Jokowi memperagakan ketulusan dan ke-aslian apa adanya dalam tindak tanduk aktivitasnya, karakter yang disukai oleh milenial.
Belakangan ini jokowi juga semakin milenial dengan gaya khasnya yang santai dan cenderung rocker adalah aspek lain yang membuat milenial makin jatuh hati padanya, jokowi berusaha mendekatkan diri dengan mengendari motor-motor saat kunjungan kerja yang milenial banget, bukan duduk nyaman pintu tertutup rapat seperti layaknya pejabat lain.
Hal itu yang menyebabkan Jokowi – Ma’ruf memilki tingkat keterpilihan lebih besar dibandingkan Prabowo – Sandiaga, seperti survei yang dilakukan pada 12-19 Agustus dengan melibatkan 1.200 responden yang dilakukan oleh LSI (Lingkar Survei Indonesia) menyebut tingkat kedipilihan Prabowo-Sandiaga dari milenial dan post milenial dengan rentang usia 17-39 tahun adalah sebesar 29,5 persen, sementara pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin 52,7 persen. Jelas jika pilpres diadakan hari ini, Jokowi – Ma’ruf akan memegang dominansi di kalangan milenial.
Namun Sandiaga Uno juga tidak boleh dipandang remeh, sandi saat ini baru mulai pemanasan saja namun sudah cukup beroleh perhatian di kalangan milenial.
Sandi dengan pembawaan santai dan rentang usia lebih muda dibanding jokowi dipandang akan memiliki kedekatan lebih kepada kaum milenial, terlebih sandi aktif dalam topik olahraga (runners) dan kewirausahaan (entrepreneur), dua topik yang sangat digemari oleh milenial.
Sandi juga dikenal dekat dengan komunitas pemuda & kewirausahaan semisal Hipmi (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), JCI Indonesia, Komunitas-komunitas lari, dan dikenal cukup ramah dalam menghadiri acara-acara kepemudaan, hal ini yang dapat menjadi strong point sandiaga uno dibanding jokowi yang gerak dan waktunya terbatas sebab masih merupakan kepala negara RI.
Sementara Jokowi selain gerak mendekati komunitas pemudanya terbatas, masih dinilai memiliki weak point pada sosok Kiyai Ma’ruf Amin yang kurang disukai golongan milenial tertentu karena dianggap berperan besar dalam memenjarakan ahok serta usia yang terlampau sepuh.
Lantas siapa yang akan merebut hati pada milenial yang menurut survei Alvara Research pada tahun 2016 yang mematok rentang usia lebih luas bagi generasi Milenial, yakni antara 15 sampai 34 tahun Pada 2016 (18 – 37 tahun pada 2019), proporsi generasi ini mencapai 34,45 persen dari total populasi warga Indonesia dan pemilih aktif yang harusnya masuk kedalam DPT? Kita tunggu saja gebrakan dan strategi selanjutnya dari dua pasang ini.