
Kabarnesia.com – Dunia diguncang corona! Mungkin pernyataan itu tidak berlebihan, mengingat wabah yang mulanya dari Wuhan, China, kini telah menyebar ke hampir 80% negara di Dunia. Mengubah segala optimisme ekonomi menjadi pesimisme. Dunia yang tengah resesi karena perang dagang china dan amerika, tidak lagi memedulikan ekonomi. Semua fokus tertuju pada bagaimana menghentikan pandemi ini.
Namun ternyata, pandemi corona bukan satu-satunya yang pernah terjadi di dunia. Melainkan pernah ada wabah besar atau pandemi yang menjangkiti dunia dan kebetulan atau tidak, itu terjadi tiap 100 tahun. Apa saja?
Tahun 1720: Pandemi Marseille
Pandemi yang dimulai dari berlabuhnya kapal dagang “Grand Saint Antoine” di pelabuhan marseille, perancis. Kapal tersebut berangkat dari lebanon, transit di tripoli, ternyata tidak hanya membawa barang dagangan, tapi juga bakteri jahat bernama Yersinia Pestis yang menginfeksi manusia melalui kutu tikus oriental.
Wabah ini memiliki nama lain, yakni: The Great Plague of Marseille dipercaya telah membunuh sekitar 100.000 penderitanya dalam waktu sangat singkat.

Penyebarannya melalui lalat dan terjadi dalam waktu singkat bisa membunuh ratusan ribu nyawa, namun untungnya dapat mudah diatasi dan implikasi ekonominya lekas pulih.
Salah satu usaha untuk membatasi makin tersebarnya wabah ini, adalah dengan adanya tembok pemisah bernama “Mur de le peste” yang dibangun dari batu kali setinggi 2 M dan Lebar 70 cm.
Tahun 1820: Pandemi Kolera
Wabah kolera adalah wabah pertama yang menjangkiti asia secara masif. Kolera sendiri adalah penyakit tipikal diare akut yang disebabkan oleh infeksi saluran usus akibat terinfeksi bakteri jahat bernama Vibrio cholerae.
Diare level akut ini dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh sehingga dapat mengakibatkan dehidrasi dan jika tak ditangani dengan cepat maka dapat menyebabkan kematian.

Penyebaran kolera adalah melalui sanitasi air bersih. Jika ada yang meminum air atau makanan yang terkontaminasi bakteri kolera, maka akan terjangkit.
Indonesia sendiri pernah terwabah kolera, terutama di Pulau Jawa yang pada tahun 1820, menewaskan lebih dari 100.000 orang. Pandemi yang terjadi di dunia tentu lebih besar dari itu, bahkan ada data yang menyebutkan korbannya sudah jutaan di seluruh dunia!
Tahun 1920: Pandemi Flu Spanyol
Dunia saat ini mengenal corona atau covid-19 (Corona Virus Disease 19), namun 100 tahun yang lalu pernah ada wabah bernama flu spanyol.

Wabah flu yang sebenarnya mulai merebak pada tahun 1918 itu ternyata tidak merupakan penyakit flu biasa. Penyebab tunggal flu ini adalah virus flu tipe A dengan subtipe H1N1.
Varian virus ini jauh berbahaya dibandingkan virus flu musiman (seasonal flu). Virus flu spanyol ini lebih berbahaya, bahkan lebih mengancam nyawa dibandingkan corona yang saat ini terjadi, karena penularannya melalui udara (Airborne) sehingga merebak dengan cepat, singkat, dan mematikan ke wilayah yang semakin luas dan luas.
Bukti sangat berbahayanya virus ini adalah Ketika pandemi terjadi, populasi dunia yang saat itu sekitar 1,7 miliar orang dan 60 persennya terjangkit virus ini. Untuk tingkat kematian sendiri juga bukan main-main, ada data yang menngatakan kalau dalam 6 bulan sejak awal virus ini merebak, kira-kira 50-100 juta jiwa tewas akibat Flu Spanyol di seluruh dunia. Bisa dibayangkan kengerian saat itu, bukan?
Tahun 2020: Pandemi Covid-19 Corona
Corona, seperti kita ketahui bersama, awalnya muncul tahun 2019 di china, belum terjadi pandemi, hanya epidemi yang luar biasa di daratan cina. Saat itu terjadi, berawal dari kota Wuhan Provinsi Hubei, seluruh kota ditutup rapat, atau istilahnya lockdown.
Menurut juru bicara pemerintah terkait covid19, Achmad Yurianto, mengatakan kalau epidemi di china adalah gelombang pertama wabah ini, gelombang selanjutnya terjadi ketika telah mengular menjadi pandemi dengan terjangkitnya secara masif italia, korea selatan, dan iran, serta negara-negara lain yang tingkat penularannya belum begitu masif.
Saat ini dunia masih belajar menanggulangi pandemi ini. Meski tingkat penyebaran dan kematiannya tidak separah flu spanyol, tetapi tidak boleh dianggap remeh dan jangan sampai menimbulkan kepanikan berlebihan yang berujung pada histeria masal, sehingga situasi makin tak terkendali.