Profil Idjon Djanbi Pendiri Kopassus

0
1109
Mochamad Idjon Djanbi, Idjon Djanbi
Profil dan Biodata Mochamad Idjon Djanbi
obat kuat,libion,libiceng,phuceng,madu stamina,madu phuceng,sehatshop,stamina pria,madu,jahe merah,purwoceng

Kabarnesia.comMochamad Idjon Djanbi merupakan Pelatih utama sekalian Komandan awal pasukan elite TNI- AD yang saat ini bernama KOPASSUS(Komando Pasukan Khusus). Semacam dikenal jika kopassus awal mulanya masih bernama Kesko TT. Idjon Djanbi ialah nama yang amat legendaris di golongan pasukan Baret Merah Indonesia.

Mantan prajurit komando Belanda inilah yang awal kali mengasah mental serta raga anggota TNI- AD terpilih buat setelah itu dilatih jadi prajurit tangguh berkualifikasi komando. Panglima Kesatuan Komando Tentara Territorium III/ Siliwangi( Kesko TT) Kolonel AE Kawilarang yang memohon Mochammad Idjon Djanbi buat membentuk pasukan komando. Pasukan kecil yang tangguh, tangkas serta sanggup bertempur di seluruh medan.

Awal Idjon Djanbi Melatih Kopassus

Dalam autobiografinya, AE Kawilarang: Buat Si Merah Putih( 1989), Kawilarang menulis:“ Buat melawan gerakan- gerakan gerombolan yang mobil itu, aku perhitungkan, butuh dibangun sesuatu kesatuan yang terlatih bertempur, secara kesatuan kecil hingga dengan 2 orang saja serta all round. Serta itu wajib diciptakan, diadakan.”

NKRI, yang dikala itu masih kerap terpanggil Indonesia saja, baginya, wajib memiliki pasukan spesial. Ia mengawali dari kesatuan yang dipimpinnya dulu. Kolonel AE Kawilarang beruntung, Orang yang sesuai buat melatih pasukan impiannya tersebut tinggal di Lembang, dekat dengan markas Divisi Siliwangi. Orang itu merupakan sisa perwira pasukan spesial Belanda yang telah jadi Masyarakat Negeri Indonesia. Dia seseorang bule bernama Mochammad Idjon Djanbi.

Dikala itu, di jawa barat ada kendala gerombolan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia( DI/ TII) yang bergerilya serta menakutkan pasti saja jadi permasalahan besar untuk Panglima III/ Siliwangi. Panglima Siliwangi kala itu, Kolonel Alexander Evert( AE) Kawilarang, teringat idenya bersama almarhum Brigjen Anumerta Slamet Riyadi buat mendirikan pasukan spesial.

Dekat 1952, AE Kawilarang memanggil pria yang umurnya 5 tahun lebih tua darinya itu. Pria bule tersebut tiba dengan baju khaki drill ala tentara pula. Kawilarang menarangkan niatnya buat membentuk satu kompi pasukan komando. Kawilarang memohon Idjon sudi buat jadi pelatih. Permintaan itu disambut dengan jawaban” Siap”. Idjon juga aktif jadi Tentara Nasional Indonesia(TNI) dengan menyandang pangkat Mayor.

Kala dimohon mengetuai serta membentuk Kesatuan Komando tahun 1952, bukan masalah yang gampang. Tidak terdapat sumber energi manusia, perlengkapan serta sokongan dana. Namun pelan- pelan Idjon Djanbi sanggup mewujudkan suatu pasukan komando yang profesional dengan cucuran keringat.

Walaupun baktinya kepada negara begitu nyata, nyatanya tidak seluruh suka kepadanya. Walaupun telah masuk Islam, jadi Masyarakat Negeri Indonesia serta jadi perwira Tentara Nasional Indonesia(TNI), senantiasa saja Idjon dikira bagaikan orang Belanda. Tadinya, Idjon Djanbi bernama asli Rokus Bernardus Visser dengan Jabatan Terakhir komandan sekolah terjun payung Belanda. Ia anggota pasukan elite Belanda yang kesimpulannya bersimpati pada perjuangan Indonesia. Visser keluar dari tentara Belanda, jadi WNI, Masuk Islam, Menikah dgn wanita sunda serta mengubah namanya jadi Mochammad Idjon Djanbi serta jadi petani bunga di Lembang.

Idjon Djanbi Disangka Mata-Mata Belanda

Periode 1950an, sentimen itu memanglah besar. Terlebih Idjon Djanbi dinaikan jadi Mayor( Pangkat yang lumayan besar kala itu). Desas- desus Idjon Djanbi merupakan mata- mata Belanda sering dihembuskan beberapa perwira yang iri. Nama samaran MID, Mochammad Idjon Djanbi kerap berhubungan dengan Militaire Inlichtingendienst, dinas intelijen militer Belanda.

Soal tudingan mata- mata ini pula ditafsirkan dalam Dalam novel Inside Indonesias Special Forces yang ditulis Ken Conboy. Salah satu perwira muda yang tidak menggemari Idjon Djanbi merupakan Letnan LB Moerdani( nanti Panglima ABRI), yang baru lulus sekolah jadi instruktur. Benny mencurigai komandannya itu bagaikan mata- mata. Tuduhan itupun pasti saja tidak dapat di buktikan. Dikala itu beberapa pemimpin militer sepakat melucuti kewenangan Idjon Djanbi, tercantum kurangi jatah dalam melatih Kopassus. Tetapi, rencana tersebut tidak bisa terlaksana sebab belum terdapat calon yang kokoh buat mengambil alih Idjon Djanbi bagaikan Komandan Kopassus.

Sehabis sebagian lama Mochamad Idjon Djanbi melatih Kopassus, sebanyak 44 siswa dari 80 orang dinyatakan lulus, Benny Moerdani salah satu di antara lain. Walaupun dinyatakan lulus, bukan berarti penolakan mereka terhadap Idjon Djanbi sudah padam.

Akhir Karir Mochamad Idjon Djanbi Di Dunia Militer

Pada 25 Juli 1955, KKAD berubah nama jadi Resimen Para Komando Angkatan Darat ataupun RPKAD. Setahun setelah itu, kekuatan RPKAD bertambah berkali lipat. RPKAD menerima 126 siswa bagaikan bonus kekuatan. Dikala seperti itu kader senior RPKAD menganjurkan supaya komandan ditukar jadi pribumi. Para petinggi militer di Jakarta sepakat dengan usulan tersebut.

Pendek cerita, Mayor Mochammad Idjon Djanbi ditarik oleh Kolonel Sukanda Bratamenggala jadi staf Inspektorat Infanteri, serta letaknya digantikan oleh Wakilnya: Mayor RE Djailani.

Idjon Djanbi ditawari jabatan yang jauh dari pelatihan komando, Dia tersinggung serta memilah buat pensiun. Idjon Djanbi yang tidak betah dalam posisi administrasi memutuskan menyudahi.

Pada tahun 1969 pada dikala ulang tahun RPKAD, Mayor Inf. Mochammad Idjon Djanbi diberi peningkatan pangkat jadi Letnan Kolonel. Dia meninggal pada bertepatan pada 1 April 1977 pada umur 62 tahun serta di makamkan di TPU Pracimalaya, Kuncen, Yogyakarta.

Comments

comments