Kabarnesia.com – Stafsus Belva Ruangguru Diajak Debat Bahas Konflik Kepentingan oleh Bhima Yudistira.
Setelah stafsus Milenial secara bertubi-tubi memicu polemik, seperti yang terakhir: stafsus billy mengaku menteri, sebelum ada lagi kasus terkait Amartha milik stafsus Andi mengirim surat memohon dukungan camat atas kegiatan CSR PT Amartha miliknya.
Lalu setelah kasus amartha, ada lagi polemik yang menggelitik publik untuk berdebat, yakni ruangguru mendapatkan proyek prakerja.
Seperti diketahui, ruangguru adalah startup milik stafsus milenial belva, yang mana salah satu anak platformnya, skill academy by ruangguru, menjadi partisipan di platform E-Learning prakerja yang kontraknya triliyunan!
Sebagian pihak tentu menyayangkan kejadian ini, mengingat ada aroma tidak sedap yang terhembus, atau jika itu tidak terbukti secara hukum, minimal ada isu konflik kepentingan disini.
Melalui akun twitternya, belva membantah telah mempengaruhi agar skill academy by ruangguru menjadi salah satu partisipan aktif di kontrak proyek prakerja bernilai triliyunan tersebut. Bahkan ia siap mundur jika hal tersebut melawan hukum.
Karena adanya argumentasi defensif dari belva tersebut, seorang netizen cukup berpengaruh (influencer), bernama Bhima Yudhistira melempar tantangan langsung kepada belva:
Berikut kalimat tantangan dari Bhima kepada Belva:
Milenial adalah generasi yang diharapkan membawa perubahan, berani melawan arus, tidak berada dalam lingkungan oligarki. Oleh karena itu publik ingin melihat gagasan apa yang bisa ditawarkan Milenial ditengah pandemi. Ini undangan debat terbuka sesama Milenial, dalam rangka membangun kesadaran intelektual. Saya berharap kawan @belvadevara bisa memenuhi undangan ini.
Dengan tantangan tersebut, Bhima ingin berdiskusi dengan belva terkait konflik kepentingan, oligarki, dan hal lain yang masih menjadi sentimen negatif di publik. Bhima, yang merupakan generasi milenial juga, tentu ingin publik tidak melakukan stigmatisasi terhadap milenial dengan adanya kasus prakerja ini.
Lebih-lebih, forum ini bisa jadi wadah klarifikasi bagi belva untuk menjelaskan posisinya. Sehingga nama baiknya sebagai milenial berprestasi tidak tercoreng dengan anggapan oportunis dan kurang menjunjung tinggi etika dalam berbisnis.
Kira-kira, berani ga ya belva menerima tantangan Bhima? 😉
