Kabarnesia.com – Nanggala 402 tidak hilang, tapi berpatroli dalam damai untuk selamanya!
Bulan april lalu, fokus publik ada pada satu jenis kapal selam tua milik Indonesia, KRI Nanggala 402. Bukan karena prestasi atau hal menggembirakan lainnya, melainkan duka dan nestapa!
KRI nanggala hilang (sebelum dinyatakan tenggelam), di perairan utara Bali dengan membawa 53 awak patriotnya pada kedalaman 800 M!
Setelah melakukan pecarian yang membawa publik pada nuansa harap-harap cemas, panglima TNI Hadi Tjahjanto dengan sedih mengumumkan seluruh awak KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam.
Hal itu membawa pada ledakan kesedihan dan tenggelamnya harapan akan mereka yang berjuang bisa muncul ke permukaan dengan nyawa masih di badan.
Mengapa Nanggala ada di sana?
Namun, daripada terus tenggelam dalam kesedihan, ada baiknya mulai mempertanyakan untuk memberikan perubahan: Mengapa nanggala ada di sana?
Menurut beberapa sumber yang beredar, kondisi laut yang menjadi lokasi latihan tempur kapal selam itu merupakan zona yang berbahaya.
Bahkan, kapal selam dengan kelas diatas nanggala dan lebih modern saja, tidak berani berlayar disana, sebab menurut informasi yang beredar, arus laut dalamnya berbahaya dengan kondisi palung laut yang sangat dalam.
Pertanyaan berikutnya adalah apakah nanggala kelebihan muatan? sebab fakta di lapangan, ia membawa 53 penumpang, yang mana idealnya kapal selam jenis 206 buatan jerman itu mestinya hanya membawa 34 penumpang saja.
Pertanyaan di atas bisa menjadi modal untuk menginvestigasi kepergian kalam selam yang banyak berjasa bagi perjuangan bangsa tersebut.
Tolong ini terakhir kecelakaan alutsista faktor usia!
Kecelakaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) di Indonesia bukanlah yang pertama. Sudah tidak terhitung banyaknya jiwa terbaik dan patriot bangsa harus menghadapNya, dengan kondisi sedang tidak perang.
Mirisnya lagi, kebanyakan kecelakaan alutsista karena faktor usia! Karena, kita ketahui bersama, banyak alutsista Indonesia merupakan sisa peninggalan kejayaan masa lalu, dan kebanyakan merupakan alutsista bekas perang dunia ke-2!
Negara tidak boleh pelit akan elemen pertahanan ini, tidak hanya untuk melindungi prajurit dari kecelakaan-kecelakaan berikutnya, tapi bentuk antisipasi apabila suatu saat benar-benar dibutuhkan.
Tidak hanya itu, alutsista yang handal dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia di kancah dunia, seperti halnya yang diperjuangkan presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno, yang dimasa Indonesia baru merdeka, sedang miskin-miskinnya, kok bisa militernya jadi macan asia tenggara dan dihormati dunia?
Audit investigasi retrofit nanggala & Audit performa seluruh alutsista!
Kembali ke nanggala, pihak militer mengatakan kalau kapal selam tersebut sudah diremajakan (retrofit) pada tahun 2012 di korea selatan. Bahkan, laksamana Yudo selaku KSAL sangat yakin 402 ini siap tempur bahkan!
Ada korelasi yang tidak ketemu, mengapa retrofit yang terhitung baru, namun kapal selam yang sedang latihan ini malah kecelakaan fatal?
Indikasi awal yang diumumkan oleh KSAL bahkan adalah blackout, yakni kondisi kegagalan daya listrik di dalam kapal selam.
Lantas, wajar muncul pertanyaan: bagaimana proses retrofit tersebut terjadi? apa benar seluruhnya sesuai spesifikasi? dan bagaimana perawatan lepas retrofit tersebut?
Hal ini perlu diinvestigasi kembali, tentunya bersamaan dengan mengevaluasi ulang seluruh performa alutsista yang ada di Indonesia.
Ayo menhan Prabowo yang saat debat pilpres begitu menggebu bahas pertahanan negara, Kamu bisa!! 😀
